Rabu, 25 Juni 2008

Pelajaran dari pemcuri kue

Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam, masih ada beberapa jam sebelum jadwal keberangkatannya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara lalu menemukan tempat duduk. Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya tersebut ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang ada di antara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikannya agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Dan di sisi lain si pencuri kue berani menghabiskan persediaannya.
Ia semakin kesal, sementara menit-menit terus berlalu, wanita itupun sempat berfikir, kalau aku bukan orang yang baik sudah ku tonjok dia!, setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu, ketika hanya satu kue yang tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya, sementara ia makan yang separonya lagi, si wanita pun merebut kue itu dan berfikir, ya ampun, orag ini berani sekali, dan ia juga kasar, malah ia tidak kelihatan berterima kasih. Belum pernah rasanya ia merasa begitu kesal, ia menghela nafas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si “pencuri yang tidak tau berterima kasih! ”.
Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya yang hampir selesai di bacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget, di situ ada kantong kuenya, di depan matanya. Lho kok kueku masih disini?, erangnya dengan patah hati.jadi kue tadi memang adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi dengannya. Terlambat untuk meminta maaf, ia tersandar sedih, bahwa sesungguhnya dialah yag kasar, tak tau berterima kasih dan dialah pencuri kue itu.

Seperti dalam hidup kita ini, kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi, kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri, serta tak jarang kita berprasangka buruk.

Orang lainlah yang kasar, orang lainlah yang tak tau diri, orang lainlah yang jahat, orang lainlah yang sombong, orang lainlah yang salah. Padahal kita sendiriah yang ,mencuri kue tadi, kita sendiri yang salah, tapi kita tidak menyadariya. Kita sering mengomentari perbuatab orang lain, mencemooh tindakan, pendapat dan gagasan orang lain sementara kita tidak tahu betul permasalahannya.

Seringkali kita menyalahkan orang lain atas kejadian-kejadian buruk yang menimpa kita, tapi apakah kita menyadari bahwa yang salah sebenarnya adalah diri kita sendiri ?

Apakah pernah terpikir oleh kita kalau orang lain melakukan itu untuk tujuan yang baik dan tidak bermaksud mencelakai kita ?
“balajarlah untuk mengoreksi diri kita sendiri, sebelum kita menyalahkan orang lain”.

Tidak ada komentar: